Garut, Penegakkan hukum adalah salah satu tugas fungsi kepolisian Republik Indonesia, yang sudah masuk dalam alam pikir masyarakat saat di tanya tentang sosok polisi, walaupun tugas-tugas lainya yang bersifat humanis lebih kurang populer ketimbang peristiwa heroik penangkapan pelaku kejahatan.
profesi dan keahlian dalam menangkap pelaku kejahatan juga bevariasi sesuai dengan tingkatannya, dari kasus-kasus yang mudah di ungkap sampai dengan kasus-kasus dengan tingkat kesulitan yang luar biasa, namun hal itu tidak menjadi alasan, masyarakat tidak butuh keluhan, yang jelas tugas polisi ya menangkap pelaku kejahatan.
bukan hanya kejahatan penindakan terhadap pelanggar pun kerap dilakukannya, hal ini ada dan memang sudah menjadi tugasnya, tentu sangat di sayangkan ketika sudah menjadi tugasnya malah tidak berbuat apa-apa atau bahasa tenarnya kata orang kampung seperti saya sering menyebut “pembiaran”.
ada hal yang sangat menarik saat membahas masalah penindakan pelanggar, tentunya ini ada korelasi dengan perihal menumbuhkan kesadaran dalam kedisplinan, tentu sudah bukan hal yang baru bagi anggota kepolisian khususnya Polres Garut.
saya ingat betut waktu duduk di bangku sekolah, saat sering melakukan pelanggaran kecil-kecilan sampai pelanggaran berat, yang ujung-ujungnya telunjuk jari mengarah kepada kami, sadar akan kesalahan, tentu konsekwensinya sanksi disiplin di terapakan.
alih-alih menggerutu kami menyadari mereka selalu terlihat konsisten, mereka role model setiap masuk dalam wilayah sekolah, penampilan rapi,tepat waktu bahkan tata-tertib yang dikenakan kepada kamipun mereka melaksanakan.
nah jika melihat peristiwa saat mengenakan kami masih baju seragam putih abu-abu di tahun 90 an, tentu kita harus belajar pada jari tangan kita, saat menunjukan jari telunjuk kepada orang lain, ada jari lainnya yang menunjuk ke diri kita.
mari kita konsisten untuk mulai dari diri kita sendiri membiasakan tertib di ruang publik sebagai kebutuhan sehari-hari.( cikuray )
